Sunrise for Shalia, Sebab Hidup Selalu Menyediakan Pilihan

2:38 PM



Pasang surut kehidupan Shaila menjadi kejutan tersendiri dalam novel manis ini. Membaca novel karya Eka Khassandra calon dokter gigi ini seperti menyaksikan sebuah sinetron. Bagaimana tidak di awal bab diberi keterangan lokasi dan waktu, jadi kita tidak bingung meskipun alur ceritanya alur maju dan mundur. 

Sunrise for Shaila, merupakan novel yang mengisahkan perjuangan Shaila, seorang gadis miskin dalam meraih impiannya menjadi dokter. Meski ada sebagian teman yang meremehkan cita-citanya yang terlalu tinggi, tapi tak menyurutkan semangat Shaila untuk menggapai cita-citanya. Dia benar-benar ingin membuktikan bahwa orang miskin pun mampu bersekolah tinggi dan kelak bisa menjadi dokter.

Namun dalam liku perjalanannya menggapai mimpi, Shaila terjebak keadaan yang serbasulit. Kemiskinan bukannya enyah, namun semakin menjerat kehidupan gadis desa itu. Maklum, ayahnya hanya tukang bersih-bersih di sebuah SD di desa sebelah. Upahnya yang tak seberapa hanya pas-pasan buat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, (halaman 24-25).

Waktu terus bergulir. Selulus SMA, badai kembali datang. Ketiadaan biaya kuliah membuat Shaila kembali dilanda kebingungan. Bu Nur pun tak dapat berbuat banyak. Terlebih suami Bu Nur yang kerap sakit-sakitan membuat beliau harus mengeluarkan biaya berobat cukup banyak, sehingga tak dapat membantu Shaila mewujudkan impiannya. Di sisi lain, Shaila terus memutar otak bagaimana cara agar dia dapat melanjut kuliah, (halaman 69).

Setelah meminta restu Bu Nur dan kedua orangtuanya, Shaila memutuskan merantau ke Yogyakarta untuk menggapai mimpinya. Shaila rela bekerja siang malam menjadi pelayan kafe. Rencanya, gaji yang diperoleh akan dikumpulkan sebagai modal kuliah. Tapi realitanya, dari hari ke hari, gaji yang dikumpulkan tetap tak mencukupi sebagai modal kuliah di Fakultas Kedokteran.

Hingga suatu hari Shaila merasa bimbang dengan jalan hidupnya yang terasa kian berat. Dia butuh teman curhat. Dan salah satu teman yang dianggapnya cocok untuk berbagi adalah Kak Mina, salah satu kenalannya di Yogyakarta.

Tanpa sepengetahuan Shaila, ternyata selama ini Kak Mina berprofesi sebagai mucikari yang bertugas mencari gadis-gadis cantik yang terkendala masalah biaya untuk dijadikan sebagai gadis simpanan para pejabat. Meski sempat marah dan langsung menolak, namun akhirnya Shaila memilih menerima tawaran tersebut, (halaman 89-96).

Akhirnya, Shaila dapat melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran meski di sisi lain dia merasa sangat berdosa karena telah terjun ke dunia kelam yang sangat bertentangan dengan hati nurani. Tak pernah tebersit di benaknya, bahwa kelak dia akan menjalani profesi menjijikkan, menjadi pelacur kelas atas, simpanan para pejabat. Sementara di sisi lain, dia harus menekan kuat-kuat perasaannya yang tengah mengagumi Arez, teman kuliah yang juga telah lama mengagumi kecantikannya.

Dari hari ke hari, jalan hidup yang harus dilalui Shaila kian terjal, penuh liku. Merasa tak kuat hidup dalam lubang dosa, Shaila memilih tawaran Pak Rudi, seorang pejabat yang ingin menikahinya secara siri. Masalah kian rumit saat Shaila kepergok istri tua Pak Rudi. Ditambah kasus korupsi yang menjeratnya hingga menyeret Shaila harus duduk di kursi persidangan untuk menjadi saksi, (halaman 169). Di akhir cerita, Shaila akhirnya dapat keluar dari beragam masalah pelik dan berhasil menggapai cita-citanya.

Setiap orang bisa dipastikan memiliki impian atau cita-cita dalam hidupnya. Tercapai atau tidaknya cita-cita tersebut bergantung kepada usaha dia dalam menggapainya. Dalam menggapai kesuksesan tentu dibutuhkan perjuangan ekstra keras, pantang menyerah. Sebab, tak ada kesuksesan instan di dunia ini. 

Ada harga pengorbanan yang harus dibayar oleh siapa pun yang ingin menggapai sesuatu seperti Shaila yang memilih cita-cita. Bahkan, bukan hanya harga diri yang ia gadaikan demi mewujudkan cita-citanya menjadi dokter, tetapi juga cinta. Selamat membaca dan meresapi setiap alur cerita dalam sinetron ini..., ehh maksudnya novel ini.

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe